IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ERP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (PT. BELFOODS)

Tugas Softskill

gundar

Nama Kelompok

Chika Pramesti Haryadi

Syanila Arfiah

Wulan Ramadhianti

Kelas 3DB03

Universitas Gunadarma

ATA 2018/2019

 

 

 

 

Sebagian besar perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, masih menjalankan proses bisnisnya secara konvensional. Pembukuan suatu perusahaan dilakukan secara manual, dan walaupun ada penggunaan komputer, sebatas menggunakan perhitungan excela maupun modul yang berdiri per divisi. Kepopularitasan ERP di Indonesia dimulai dari penggunaan SAP oleh Astra pada tahun 1990an. Kepopularitasan ERP di indonesia juga tidak terlepas dari banyaknya perusahaan asing yang membangun perusahaanya di Indonesia

Produk ERP berkembang menjadi beberapa model, dan mulai bermunculan variasi modul seperti SRM, QM, CRM dan lain sebagainya, dan pada tahun 2005 perusahaan mulai merasakan dampak dari IT, apakah suatu IT dapat memberikan suatu dampak bagi perusahaan atau sebaliknya. Contoh kasusnya adalah salah satu produsen makanan cepat saji, PT Belfoods, Bogor, Jawa Barat. Belfoods merupakan salah satu anak perusahaan dari Group Cipta Kreasi Widya Usaha (CKWU) dan mereka menerapkan ERP pada Belfoods dengan tujuan untuk membangun sistem informasi yang terintegrasi dengan semua anak perusahaannya. Belfoods, sebelum menerapkan ERP, membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan suatu laporan yang dibutuhkan oleh eksekutif perusahaan. Pada akhirnya data ini menjadi informasi terlambat sehingga eksekutif terlambat dalam melakukan pengambilan keputusan.Setelah memilih beberapa vendor dan memikirkan keuntungan kerugian dari masing-masing vendor, Belfoods akhirnya memilih IBM yang bekerja sama dengan SAP untuk penerapan ERP pada perusahaannya.

Masalah yang dihadapi oleh Belfoods dalam proses implementasi ini antara lain yaitu kendala lokasi pabrik yang sering mendapatkan pemadaman bergilir, sehingga perusahaan harus menyediakan banyak UPS untuk menjaga kestabilan sistem.

Masalah lainya yaitu, perubahan yang dihadapi karyawan juga menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi. Dalam awal implementasi, Belfoods masih menjalankan dua sistem, yaitu sistem lama dan ERP. Tetapi lambat laun, sistem lama ditinggalkan dan murni menjalankan ERP saja. Salah satu benefit yang dirasakan oleh perusahaan adalah proses pembelian yang semakin terkendali.

Masalah utama yang banyak dihadapi oleh perusahaan dalam pemilihan ERP adalah mengenai biaya dari ERP itu sendiri. Harga ERP yang relative mahal menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan paket ERP yang akan digunakan. Mekipun ada ERP yang open source, namun dalam kenyataannya relative sulit untuk diimplementasikan.

Paket ERP yang banyak digunakan di Indonesia adalah Oracle Finance dan SAP R/3. Dimana masing-masing paket memiliki kekurangan dan kelebihan. SAP R/3 dikenal dengan kelengkapan modul dan integrasinya yang baik. Selain itu, SAP R/3 juga memiliki kontrol akses yang baik. Sebaliknya, SAP R/3 relatif lebih mahal dibandingkan Oracle Finance dan implemantasinya relative lebih rumit. SAP R/3 lebih banyak digunakan di Indonesia, sehingga pelatihan dan pakar di bidang ini cukup mudah ditemukan9. Dalam kenyataannya, beberapa perusahaan menggunakan gabungan dari keduanya untuk menjalankan proses bisnis perusahaan. Selain dua paket ERP diatas, Microsoft Axapta juga cukup banyak digunakan, karena selisih harga yang cukup banyak dari SAP R/3 maupun Oracle.

Beberapa kasus implementasi ERP yang ditemui di Indonesia, meskipun perusahaan telah berhati-hati pada saat menentukan vendor yang akan dipilih, pelaksanaan implementasi ERP masih  menemui banyak kendala. Kendala tersebut terutama dikarenakan ketidaksesuaian modul ERP dengan bisnis proses perusahaan. Terutama di setiap perusahaan Indonesia yang memiliki kebutuhan sistem yang relative rumit dan sangat unik. Misalnya kebutuhan perusahaan akan pencatatan transaksi dengan valas, perhitungan pajak jual beli, promo penjualan yang beraneka ragam dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan customize pada paket ERP yang tidak benar-benar dikuasai oleh vendor, menyebabkan hasil implementasi tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik karyawan maupun top management.

Oleh karena itu, dalam tahap perubahan sistem perusahaan ke ERP, sebaiknya perusahaan mencari pendapat dari pihak ketiga, misalnya praktisi atau konsultan IT yang bersifat independen, untuk menghindari conflict of interest antara vendor dan perusahaan.

Masalah lainnya yang sering terjadi adalah kebiasaan orang Indonesia yang malas mendokumentasikan apa saja yang sudah dilakukan. Hal ini menyebabkan melekatnya informasi pada beberapa orang saja, dan ketika orang itu pergi, informasi penting pergi bersama dia. Demikian juga dengan kontrak, sebaiknya kontrak dengan vendor dibuat sedetail mungkin, untuk menghindari masalah di kemudian hari. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk perubahan sistem ke ERP juga harus dibahas, misalnya bagaimana dengan pemindahaan data dari sistem lama ke ERP, pengaturan data dari berbagai DBMS yang sebelumnya digunakan, waktu pelaksanaan, penalty jika terjadi keterlambatan, baik dari perusahaan dan vendor, dan lain sebagainya.

Vendor yang menyediakan paket ERP di Indonesia antara lain adalah IFS, PT Krakatau Information Technology, PT Abas Information System, PT Aksesa Sistimindo Pratama, PT Mincom Indoservices, Global Business Solution, dan lain sebagainya. Sedangkan perusahaan yang telah mengimplementasikan ERP antara lain adalah Olympic Group, PP London Sumatra, Tbk, Jakarta International Container Terminal, Petrokimia Gresik, SOHO Group, PT PAL, PT Pupuk Sriwidjaya, Bukit Muria Jaya, Sumi Rubber Indonesia, dan perusahaan lainnya.

Pada akhirnya, tidak semua perusahaan membutuhkan ERP pada pelaksanaan proses bisnisnya. Perusahaan bisa membeli paket ERP secara lengkap, per modul atau membangun sistemnya sendiri, sesuai dengan kebutuhannya, tergantung pada skala kompleksitas bisnis perusahaan, disesuaikan dengan dana yang tersedia, personel yang siap menghadapi perubahan yang akan terjadi dengan adanya sistem baru, dan yang paling penting, dukungan dari semua pihak dalam perusahaan.

sumber : http://imandograndagi.blog.binusian.org/2014/04/14/penerapan-erp-di-pt-belfoods-bogor/

Leave a comment